SISTEM KEPARTAIAN DAN PEMILU bag. I
Partai politik adalah suatu keniscayaan dalam
suatu negara yang mengatakan negara tersebut adalah negara demokrasi, ketiadaan
dan ketidak hadiran partai politik dalam suatu negara maka negara tersebut
tidak pantas dikatakan sebagai negara demokrasi
ASAL KATA PARTAI
melihat dari banyaknya pengertian partai,
maka dicari cara menggolongkkanya dari segala sisi, yaitu:
1. Pertama, dilihat dari sisi pengertian kata
partai yang berasal dari kata Yunani ”pars” yang artinya bagian alias” bagian
dari keseluruhan”. Ini memberikan pengertian bahwa keberadaan partai tunggal
dan pembatasan persaingan yang bersal dari partai-partai lain merupakan
pelanggran terhadap artian ”pars” itu.
2. Kedua, dilihat dari sisi kepentingan
politik. Satu partai tentang partai dilematis, disatu pihak defenisi tidak
boleh terlalu lentur supaya bisa membedakan partai politik dengan organisasi,
perkumpulan atau persekutuan. Dilain pihak defenisi tidak boleh terlalu ketat
supaya negara-negara yang mengakui partai-partai regional atau lokal,
partai-partai ”berkelas teri” ini tidak tersisihkan.
3. Ketiga yang terpenting adalah dari sisi
historis:
a. Partai atau parpol itu mula-mula lahir di
Inggris pada abad pertengahan. “Torries” (Partai Konservative Inggris saat itu)
misalnya dulu disebut Bandit Irlandia atau “Whigs” adala ejekan buat apara
petani Skotlandia. Keduanya terbentuk dan berhak ikut pemilu setelah hak pemilu
diperbaharui dan diperluas untuk seluruh lapisa masyarakat.
b. Partai juga bisa dilihat dari peranannya
dalam usaha perjuangan kemerdekaan. Seperti partai-partai yang lahir sebelum
kemerdekaan yang tujuannya sebagai alat perjuangan menuju kemerdekaan.
ARTI PARTAI DAN PARTAI POLITIK
Apa sesungguhnya arti partai atau partai
politik, secara sederhana dapat diartikan partai adalah “perkumpulan
(segolongan orang) yang seazas, sehaluan dan setujuan (terutama dalam bidang
politik). Istilah partai atau partai politik (parpol) ini mirip pengertian yang
didapat dalam kamus sosiologi partai adalah satukelompok dengan keanggoaan
bebas, yang menyangkut sema amasalah yang dihadapi negara sebagai lembaga
politik. Dalam pengertian diatas, perkumpulan mash bersifat pasif, asal kumpul
sudah cukup.
Dalam konteks yang sejatinya partai politik
bukan hanya asal kumpul, namum lebih dari itu. Partai adalah perkumpulan
orang-orang yang sepaham dalam pandangan politik yang kemudian menghembuskan
dan memenangkan pandangan-pandangannya.
Pengertian partai dalam kamus umum Jerman
secara umum partai dipahami sebagai kelompok warga negara yang berpandangan
sama, yang bertujuan menghembuskan, melaksanakan dan memenangkan pandangannya,
serta menelorkan (mewujudkan pandangan itu kedalam program dan bertujuan pula
untuk mengambil alih tanggungjawab kekuasaan).
Maka partai tidak hanya didefenisikan sebagai
perkumpulan yang seazas yang berpangku tangan tapi berusaha untuk turun dan
berusaha agar paham, program dan partainya diterima dimasyarakat tentunya dapat
dilihat pada saat pemilihan umum yang tentunya sebelum masuk kedalam ajang
”pertarungan pemilu”sudah terlebih dahulu hadir ditengah masyarakat dengan
berbagai aksi-aksi seperti sosialisasi partai, berjuang atas kepentingan
masyarakat, hadir ketika masyarakat membutuhkan, mengadvokasi masyarakat yang
membutuhkan dan tidak hanya hadir ketika pemilu sedang berlangsung.
Defenisi partai politik menurut Maurice
Duverger adalah group yang terorganisir yang mencari kekusaan politik baik
lewat pemilihan umum yang demokratis maupun lewat revolusi. Bila Duverger
mendefenisikan partai sebagai organisasi yang merebut kekusaan lewat pemilu
deokratis dan bisa lewat revolusi lain halnya dengan Sven Quenter yang
mendefenisikan partai adalah organisasi yang menurunkan kandidatnya merebut kursi
parlemen nasional satu negara lewat pemilu.
Menurut Sven organisasi yang merebut
kekuasaan lewat revolusi bukan partai, organisasi politik baru bisa disebut
partai jika ia ikut pemilu. Syarat yang mutlak bagi suatu partai dan hanya
merupakan syarat satu-satunya.
Sementara Lapalombara dan Weiner memberikan
ciri-ciri partai politik:
Berakar dalam masyarakat lokal
Melakukan kegiatan terus-menerus
Berusaha mempertahankan kekuasaan dalam
pemerintahan
Ikut serta dalam pemilihan umum
Berdasarkan ciri-ciri diatas suatu organisasi
politik yang tidak berakar di tengah-tengah masyarakat, tidak memiliki cabang
didaerah-daerah, tidak mempunyai kegiatan secara berkesinambungan, tidak ikut
serta dalam umum, tidak punya wakil di parlemen, tidak dapat dikatagorikan
sebagai partai politik karena tanpa memenuhi persyaratan ini organisasi politik
sulit menjalankan fungsi untuk memadukan berbagai kepentingan dalam masyarakat
dan memperjuangkannya melalui proses politik.
Menurut Lapalombara dan Weiner:
a. Ideologi tidak dianggap sebagai ciri
penting dari suatu partai politik. Walapun setiap partai meiliki ideologi,
walapun setiap partai mesti memiliki ideologi yangberfungsi sebagai identitas
pemersatu tapi juga sebagai tujuan perjuangan partai.
b. Hal diatas tidak berlaku bagi suatu negara
yang dalam kondisi terjajah karena partai politik lebih berfungsi sebagai
pembina kesadaran nasinal dan mengerahkan massa untuk kepentingan nasional.
Dalam sistem politik yang totaliter seperti
komunis dan fasis gagasan mengenai partisipasi politik rakyat melalui partai
politik dilandasi dengan pandangan elit bahwa massa rakyat harus dibina dan
dimobilisasi untuk memcapai tujuan masyarakat.
Catatan tambahan.
1. Dalam sistem politik yang totaliter
seperti komunis dan fasis gagasan mengenai partisipasi politik rakyat melalui
partai politik dilandasi dengan pandangan elit bahwa massa rakyat harus dibina
dan dimobilisasi untuk memcapai tujuan masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini
dibentuk hanya ada partai tunggal dengan kader-kader militan dan struktur
organisasi yang hirarkis ketat dipandang sebagai sarana yang tangguh. Hal ini
sudah tidak eksis lagi dan hampir semua negara komunis sudah menganut
multipartai dan negara-negara yang dulu menganut fasisme sudah tidak ada lagi
walaupun ideologi (komunis dan fasis) tetap ada.
2. Partai Komunis Tiongkok (PKT) adalah
partai berkuasa di Tiongkok. Selain itu, terdapat 8 partai politik yang
hubungannya dengan PKT bukan hubungan antara partai berkuasa dengan partai
oposisi, melainkan semacam hubungan kerja sama dan mengawasi, maka ke-8 partai
itu dinamakan pula partai-partai yang ikut dalam pemerintahan. Wakil Ketua
Asosiasi Pembangunan Nasional Demokratik Tiongkok, salah satu dari 8 partai
itu, Zhang Rongming mengatakan, partai-partai yang ikut dalam pemerintahan
boleh mengajukan usulan kepada PKT yang berkuasa dan pemerintah mengenai
masalah pembangunan negara di berbagai bidang, juga boleh mengawasi dan
mengritik pekerjaan partai berkuasa dan pemerintah, serta menyalurkan keinginan
dan tuntutan masyarakat.
3. Arab Saudi terkenal sebagai negara yang
menganut sistem monarkhi mutlak dengan diperintah oleh keluarga Al Saud yang
berpijak pada ideologi Wahabi. Akibatnya mazhab Wahabi menjadi dasar ligitimasi
kekuasa an dan pengembangan pengaruh pemerintah keluarga Al Saud di Semanjung
Jazirah Arab. Tetapi, sejak lahirnya mazhab Wahabi itu telah timbul reaksi
oposisi dari dalam, lantaran doktrin Wahabi yang mengkafirkan mereka yang
menolak ajarannya. Doktrin itu ternyata menjadi khazanah yang dianut sebagian
segmen masyarakat Arab Saudi dan Semenanjung Arab sampai sekarang ini.
Sedangkan kelompok intelektual juga melakukan gerakan oposisi terhadap
kerajaan. Akan tetapi keluarga kerajaan mampu memberikan materi dan kedudukan
pada kelompok ini, maka oposisi kelompok ini tidak berbahaya bagi kerajaan.
Kelompok oposisi yang efektif dan terorganisir adalah Partai Baath Cabang Arab
Saudi, yang berdiri 1968. Pascapecahnya Partai Baath Suriah dan Irak
pertengahan tahun 1960-an, anggota Partai Baath Arab Saudi mengundurkan diri
secara kolektif.
ASAL USUL PARTAI POLITIK
Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal
–usul partai politik
1. Pertama teori kelembangaan yang melihat
adanya hubungan antara parlemen awal dan timbulnya partai politik. partai
politik dibentuk oleh kalangan legislatif (dan eksekutif) karena ada kebutuhan
para anggota parlemen (yang ditentukan berdasarkan pengangkatan) untuk
mengadakan kontak dengan masyarakat danmembina dukungan dari masyarakat.
Setelah partai politik terbentuk dan manjalankan fungsi, kemudian muncul partai
politik lain yang dibentuk oleh masyarakat. Partai politik yang terakhir ini
biasanya dibentuk kelompok kecil masyarakat yang sadar bahwa partai politik
bentukan pemerintah tidak mampu menampung dan memperjuangkan kepetingan mereka.
Ini dijumpai tidak hanya di negara yang sedang dijajah tapi juga dinegara maju
seperti partai buruh di Inggris, partai hijau di Jerman.
2. Kedua, Teori situasi historik yang melihat
timbulnya partai politik sebagai upaya suatu sistem politik untuk mengatasi
krisis yang ditimbulkan dengan perubahan secara luas. Teori ini menjelaskan
situasi histiris terjadi manakala suatu sistem politik mengalami masa transisi
karena perubahan masyarakat dari tradisional yang berstruktur sederhana menjadi
masyarakat modern yang berstruktur kompleks. Pada situasi ini terjadi
pertambahan penduduk, perbaikan fasilitas kesehatan, perluasan pendidikan,partisipasi
media, peningkatan aspirasi dan munculnya gerakan-gerakan populis.
Perubahan-perbahan itu menimbulkan tiga macam
krisi, yakni legitimasi, integrasi dan partisipasi. Artinya perubahan-perubahan
itu mempertanyakan prinsip-prinsip yang mendasari legitimasi kewenangan pihak
yang memerintah, menimbulkan masalah dalam identitas yang menyatukan masyarakat
suatu bangsa dan timbulnya tuntutan yang semakin besar dan semakin besar
tuntutan untuk ikut dalam proses politik
3. Teori pembangunan yang melihat partai
politik sebagai produk modernisasi sosial. Adanya pembangunan teknologi
komunikasi berupa media massa dan tranportasi, perluasan kekusaan negara
seperti urbanisasi,industrialisasi perluasan kekuasaan seperti birokratisasi,
pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan organisasi profesi dan kemampuan
individu dan kelompok mempengaruhi.
Jadi,partai politik merupakan produk logis
dari modernisasi sosial ekonomi. Ada persamaan dengan teori yang kedua bahwa
partai politik lahir dari/ditimbulkan modernisasi.
Perbedaan keduannya terletak pada proses
pembentukannya
Teori kedua mengatakan perubahan
menimbulkan tiga krisis dan partai politik dibentk untuk mengatasi krisi itu.
Teori ketiga mengatakan perubahan-perubahan
itu melahirkan kebutuhan adanya partai politik.
FUNGSI PARTAI POLITIK
Fungsi utama
partai politik adalah mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan proram-program
yang disusun bedasarkan ideologi tertentu.
Cara yang ditempuh untuk mempertahankan dan merebut kekusaan adalah dengan ikut
serta dalam pemilihan umum.
Dan secara umum fungsi-fungsi partai politik
meliputi:
1. sosialisasi politik
sosialisai politik yang dimaksud adalah
proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Proses
ini berlangsung seumur hidup bisa melalui sarana formal dan informal yang
didapatkan melalui pertemuan, keluar dan dalam kehudupan masyarakat. Sosialisai
dalam masyarakat ada dua yaitu pendidikan politik (ada dialog) dan indoktrinasi
politik (satu arah)
2. rekruitmen politik
seleksi pengangkatan seseorang untuk
melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya untuk
pemerintahan.
3. partisipasi politik
kegiatan warga negar adalam mempengaruhi
proses pembuatan dan pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini bisa mendukung dan menentang.
4. pemadu kepentingan
terdapat sejumklah kepentingan yang berbeda
di masyarakat dan masing-masing ingin kepentingannya di wujudkan dan
didahulukan, dlam hal ini partai politik berfungsi untuk mengagregasi
kepentingan yang ada dimasyrakat. Maka dalam sistem politik yang totalite maka
keberadaan partai tidak diperlukan karena ada keinginan dan kepentingan yang
seragam.
5. komunikasi politik
partai politik berfungsi untuk
mengkomunikasikan program, kebijakan, aspirasi yang berawal dari pemerintah dan
juga masyarakat ke pemerintah (dengan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat)
6. pengendalian konflik
partai hadir ditengah masyarakat, partai
semestinya menjadi pengendali dan memberikan solusi ketika terjadi konflik
ditengah masyarakat.
TIPOLOGI
PARTAI POLITIK
1. asas dan
orientasi
a. partrai politik pragmatis (kebanyakan
partai)
b. partai politik doktriner (partai komunis
dan fascis)
c. partai politik kepentingan (partai politik
buruh, agama, lingkungan hidup)
2.
komposisis dan fungsi anggota
a. partai massa (yang mementingkan massa)
b. partai kader (partai yang mementingkan
kulitas anggota, keketatan organisasi dan disiplin organisasi, contoh partai
komunis sampai sekarang juga masih berlaku, kalau terlibat masalah maka
langsung dipecat kasus cina)
3. basis
sosial dan tujuan (almond)
a. partai politi berdasarkan lapisan social
dalam masyarakat seperti kelas atas, menengah dan bawah
b. partati politik berdasarkan anggotanya
berasal dari kelompok kepentingan seperti buruh, petani dan pengusaha
c. partai politik anggota bersal dari agama
tertentu
d. partai politik berasal dari suku dan
budaya tertentu seperti bahasa daerah.
Komentar
Posting Komentar