Sekapur Sirih
Kabupaten Natuna
Sekilas tentang
Kabupaten Natuna atau Profil Kabupaten Natuna, Pulau Natuna
terletak 600 km sebelah timur laut singapura dan 1100 sebelah utara
Jakarta. Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Propinsi
Kepulauan Riau. Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia. Di
sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan
berbatasan dengan Sumatera Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan
Singapura, Malaysia, Riau, dan Kabupaten Bintan, sedangkan di bagian
timur berbatasan dengan Malaysia Timur (Serawak) dan Kalimantan Barat.
Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea
dan Taiwan.
Ibukota Kabupaten.
Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia
yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. kabupaten ini merupakan
hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi
terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu
kotanya Ranai di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota
kabupaten.
Geografis.
Secara Geografis Kabupaten Natuna terletak di belahan Utara Indonesia
tepatnya antara 2º Lintang Utara – 5º Lintang Utara dan 104º Bujur
Timur – 110º Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Natuna ( sebelum Kab.
Anambas Terbentuk ) adalah 14.190.120 ha atau 141.901,2 Km2, terdiri
dari daratan seluas 323.520 ha (3.235,2 km2) dan perairan seluas
13.866.600 ha (138.66 km2). Wilayah daratan terdiri dari 272 pulau besar
dan kecil yang tersebar di perairan Laut Cina Selatan. Dari 272 pulau
tersebut, hanya 76 pulau atau 28% yang telah di huni, sedangkan 195 atau
lebih kurang 72% pulau lainnya masih belum berpenghuni.
Di antara Pulau Bunguran, Pulau Jemaja ( sekarang masuk kabupaten
Anambas) dan Pulau Serasan. Bersama pulau-pulau lainnya, ketiga pulau
tersebut membentuk tiga gugusan pulau yaitu :
- Gugusan pulau Anambas, terdiri dari Pulau Siantan, Jemaja dan Palmatak ( sekarang telah menjadi kabupaten Anambas dan pisah dari kab. Natuna ).
- Gugusan Pulau Natuna, terdiri dari Pulau Laut, Sedanau, Bunguran dan Midai.
- Gugusan Pulau Serasan terdiri dari pulau Serasan, Subi Besar, dan Subi Kecil.
Berdasarkan kondisi fisiknya, kabupaten Natuna merupakan tanah
berbukit dan bergunung batu, Dataran rendah dan landai banyak di temukan
dipinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam,
yaitu berkisar antara sampai 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan
laut dengan kemiringan 2 sasmpai 5 meter. Pada Umumnya struktur tanah
terdiri dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan dasar granit dan
alluvial serta tanah organosol dan gley humus.
Penduduk.
Penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan data Biro Pusat Statistik Pada
tahun 2005 berjumlah 93.644 jiwa dengan komposisi yang berimbang antara
laki-laki dan perempuan. Lebih dari separuhnya terkonsentrasi di gugusan
Kepulauan Natuna. Kepadatan penduduk per-km menurut kecamatan
menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan
tertinggi yaitu 124,10 jiwa per km2, diikuti oleh kecamatan Midai
123,97 jiwa per km2. Penduduk kabupaten Natuna tahun 2008 berjumlah
sekitar 106.244 jiwa, dengan laju pertumbuhan pertahun 4,29%.
Ekonomi.
Selain letaknya strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada
hakikatnya di karunia serangkaian potesi sumber daya alam yang belum
dikelola secara memadai atau ada yang belum dikelola sama sekali.
Kabupaten Natuna wilayahnya dikelilingi oleh laut dalam. Dengan posisi
dikelilingi laut luas, Natuna menjadi terpencil, serta minim fasilitas
sosial dan fasilitas umum. Lautan luas seharusnya membuat Natuna menjadi
penghasil di Sektor
Kelautan. Namun, letak Natuna terlalu jauh sehingga membuat nelayan
tidak mampu memasarkan ikan tangkapannya. Sementara itu, fasilitas
ruang pendingin untuk mengawetkan ikan juga minim. Kekayaan laut Natuna
diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari satu juta ton ikan per tahun.
Namun, saat ini baru 36% saja yang termanfaatkan. Pertanian dan
perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit, dan cengkeh.
Sedangkan objek wisatanya meliputi wisata bahari seperti pantai, pulau,
selain itu wisata gunung, wisata air terjun, wisata gua dan wisata
budaya.
Musim.
Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan arah
angin , musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Maret sampai dengan
bulan Juli. Curah hujan rata-rata berkisar 137,6 milimeter dengan
rata-rata kelembapan udara sekitar 83,17 persen dan temperatur berkisar
27,10 Celcius. Minimnya pemanfaatan potensi laut juga karena pengaruh
musim yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin
utara datang, laut di sekitar Natuna menjadi ganas dan para nelayan
memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup.
Pantai.
Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan
panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Natuna demikian elok
dan memiliki banyak potensi. Pengunjung dapat menemukan wisata pantai,
seperti Pantai
Tanjung, Pantai Sebagul, Pantai Teluk Selahang, Pantai Setengar, Pantai
Sisi Serasan, Pantai
Stress dan sebagainya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat
favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta
wisata bawah air.
Pengunjung juga dapat mengunjungi Pulau Senoa dengan menggunakan pompong dan perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senoa menyerupai ibu hamil yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Di Pulau Senoa, pengunjung akan menemukan penyu yang berkeliaran dengan bebas di pinggir pantai. Di Pulau ini juga terdapat sarang burung walet di sejumlah gua.
Pengunjung juga dapat mengunjungi Pulau Senoa dengan menggunakan pompong dan perjalanan ditempuh sekitar 30 menit. Bila dilihat dari fisiknya, bentuk Pulau Senoa menyerupai ibu hamil yang sedang berbaring di atas laut. Karena itu, Pulau ini kerap disebut dengan Pulau Ibu Hamil oleh penduduk setempat. Di Pulau Senoa, pengunjung akan menemukan penyu yang berkeliaran dengan bebas di pinggir pantai. Di Pulau ini juga terdapat sarang burung walet di sejumlah gua.
Wisata Gua.
Selain itu, di Natuna juga ada obyek wisata gua dan batu-batuan
seperti gua Batu Sindu,
Batu Kapal, Batu Rusia,
Alive Stone Park, dan sebagainya. Natuna memiliki sejumlah batu-batu
berukuran besar yang tersebar di seluruh pulau. Kini, oleh pemerintah
setempat, batu-batu tersebut dilindungi dan dijadikan obyek wisata.
Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alive Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.
Bentuk batu-batuan ini juga unik, seperti Batu Kapal berupa dua batu besar yang berjajar. Bentuknya menyerupai kapal besar yang terdampat di tepi pantai. Adapun Alive Stone Park berupa batu yang berdiri di atas serakan batu lainnya. Bentuknya menyerupai elips, dan mirip dengan batu yang ditemukan di Afrika.
Kekah Natuna.
Di Natuna, pengunjung
juga dapat menemui salah satu spesies kera langka yang biasa disebut
dengan nama “kekah (Presbytis Natunae)”. Kekah
Natuna hanya hidup dan berkembang di Bunguran seperti di kawasan
Gunung Sintu (Pian Tengah, Sepang, Seberang), gunung Ranai, dan Gunung Ceruk.
Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.
Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu, jika di pelihara hewan ini bisa jadi sangat “manja” kepada pemiliknya. Bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.
Bentuk kekah sangat unik, tubuhnya diselimuti oleh bulu-bulu hitam tebal yang diselingi dengan warna putih pada bagian dada hingga kelihatan seperti mengenakan rompi putih dan pada bagian wajah. Mata kekah dikelilingi kulit berwarna putih dan abu-abu. Mereka terlihat seperti mengenakan kacamata.
Seperti jenis-jenis kera lainnya, Kekah yang pemakan buah-buahan, dedaunan, dan umbi-umbian ini juga hidup berkelompok dan agak sulit didekati karena sifatnya yang sedikit pemalu, jika di pelihara hewan ini bisa jadi sangat “manja” kepada pemiliknya. Bila beruntung, Anda dapat menemukannya di jalan raya dalam perjalanan menuju pelabuhan Selat Lampa, Kecamatan Pulau Tiga, Natuna.
Transportasi.
Untuk mencapai ibukota Kabupaten Natuna (Ranai) dapat menggunakan Transportasi
Udara. Perjalanan dengan pesawat memakan waktu selama kurang lebih 1
jam 30 menit. Atau dapat juga menggunakan jalur Transportasi Laut dengan kapal Pelni dari Pelabuhan
Kijang, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal ini akan kembali lagi ke
Natuna satu minggu kemudian.
Migas.
Kabupaten Natuna saat ini memang menjadi salah satu daerah andalan
penghasil minyak dan gas Indonesia. Berdasarkan laporan studi
Kementerian dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2002, cadangan minyak
yang dimiliki Natuna mencapai 308,30 Juta Barel. Sementara Cadangan Gas
Buminya terbesar se-Indonesia, yaitu sebesar 54,78 triliyun kaki kubik.
Tidak mengherankan jika Dana Bagi Hasil Migas menjadi sumber utama
pendapatan Daerah Kabupaten Natuna.
Komentar
Posting Komentar